Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Allah Keselamatanku: Jangan Berzinah

Allah Keselamatanku: Jangan Berzinah
Bacaan: Mazmur 51:1-15
Dari zaman ke zaman, problem perzinahan sudah ada dan bahkan sudah terlihat pergumulan dan berbagai contohnya sejak Perjanjian Lama, mulai dari Ruben, Yehuda, hingga raja yang paling terkenal yaitu Raja Daud dan Salomo. Problem perzinahan ini adalah problem yang tidak habis-habisnya dan melambangkan pergumulan umat Allah untuk setia kepada Sang Mempelai yang sejati yaitu Kristus dan bukannya berhala modern seperti teknologi, kepandaian, kebolehan, pencapaian, dan sebagainya.
Melihat keadaan kita yang tidak mungkin lebih baik daripada Raja Daud, seorang yang berkenan di hati Tuhan, kita pun harus terus waspada dan belajar untuk setiap hari berdoa dan bertobat untuk segala pergumulan kita di hari itu. Dan meskipun vulgar, kita perlu saling mengajar dan mengingatkan satu sama lain mengenai pergumulan dari Raja Daud bagaimana dia berespons ketika jatuh di dalam dosa dan bergumul untuk kembali kepada Allah. Seperti apakah teriakan Daud dan karakter Allah apakah yang dapat kita pelajari pada kesempatan kali ini?
Raja Daud berteriak memanggil Allah berdasarkan pengenalannya akan Allah selama ini (ay. 1). Allah adalah Allah yang penuh rahmat karena kasih setia-Nya sendiri, bahkan lebih dari itu, rahmat Allah itu besar. Sesudah itu, Raja Daud meratap meminta ampun kepada Tuhan. Dan di sini kita belajar bahwa Allah adalah Allah yang terbukti selalu benar dan tidak pernah salah di dalam firman dan penghakiman-Nya. Yang indah adalah bahwa Allah itu berkenan kepada kebenaran batin dan mengajarkan hikmat-Nya diam-diam di dalam hati.
Bagaimanakah pengenalan kita akan Allah selama ini? Apakah kita melihat Dia sebagai Allah yang penuh rahmat karena kasih setia-Nya yang besar atau kita melihat Dia sebagai Hakim kejam yang tidak adil dan tidak mungkin didekati dengan doa dan permohonan ampun? Atau sebaliknya, apakah kita melihat Dia sebagai Allah yang penuh rahmat karena itu kita menganggap sepi belas kasihan dan pengampunan-Nya sehingga tidak memiliki hati yang takut dan gentar? Padahal di tengah-tengah itu semua, kita melihat bahwa Allahlah yang selalu benar dan tidak pernah salah, dan kitalah yang selalu salah dan jauh dari firman dan penilaian-Nya yang tepat.
Tetapi yang paling indah, apakah kita mendapatkan kebenaran batin dan hikmat-Nya di dalam pergumulan dan pergaulan kita yang akrab dengan Tuhan bahkan ketika kita berdosa seperti Daud, Tuhan pun masih memanggilnya kembali untuk bertobat meskipun melewati banyak air mata dan hati yang hancur? Tuhan akhirnya memang memberikan hikmat-Nya kepada Daud untuk minta ampun dengan cara yang tepat. Kita akan melihatnya di edisi-edisi selanjutnya.
Apakah respons kita terhadap dosa-dosa kita setiap hari, baik besar maupun kecil, baik pikiran maupun perkataan, dan perbuatan kita yang tidak berkenan di hati Allah? Kiranya Tuhan senantiasa mencurahkan rahmat dan belas kasihan-Nya bagi kita dengan memberikan kita kesempatan bertobat dan kembali kepada-Nya melalui hikmat yang diberikan di hati kita sebagai bekal kebenaran batin kita setiap hari.
Dari awal mula Kitab Kejadian, problem ketidaksetiaan alias perzinahan sudah muncul sejak Kejadian 3 ketika manusia jatuh di dalam dosa. Masalah ketidaksetiaan dan imoralitas seksual ini terjadi pada bangsa-bangsa di sekitar Israel dengan dewa-dewa mereka dari zaman ke zaman seperti Kanaan, Yunani, Romawi, dan lainnya, dan bangsa Israel dipanggil untuk hidup kudus dan dipisahkan dari mereka semua.
Di tengah-tengah maraknya perkembangan teknologi, salah satu industri yang memiliki perputaran uang sangat besar adalah pornografi. Dengan media sosial instant messaging, bukan hanya foto tapi bahkan video yang bisa dihapus sekejap sesudah ditonton menjadikan penyebaran sekian pixel daging telanjang (meminjam istilah dari Philip Yancey) itu sangat masif.
Melihat keadaan zaman sekitar kita yang arusnya sangat deras, kita pun harus terus waspada, takut dan gentar, serta belajar untuk setiap hari berdoa dan meminta ampun untuk pergumulan kita dan bangsa kita. Dan meskipun vulgar, kita perlu saling mengajar dan mengingatkan satu sama lain mengenai pergumulan dari Raja Daud bagaimana dia berespons ketika jatuh di dalam dosa dan bergumul untuk kembali kepada Allah dan bagaimana Allah mengajarkan hikmat kebenaran di dalam batin seperti yang sudah kita pelajari di bagian yang pertama. Seperti apakah teriakan Daud dan karakter Allah apakah yang dapat kita pelajari pada bagian kedua ini?
Bagian ini merupakan puncak pengakuan dosa dari Daud yang tertulis di ayat 10-12.
1. Jadikanlah hatiku tahir ya Allah dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh.
Di dalam bahasa Inggrisnya disebutkan Create in me a clean heart and renew a right spirit. Ini merupakan pekerjaan yang hanya bisa dikerjakan Tuhan dengan menciptakan dan memperbarui.
2. Jangan membuang aku dan mengambil Roh-Mu yang kudus.
Di dalam bahasa Indonesia disebutkan “roh-Mu yang kudus” tetapi di bahasa Inggris disebut “Roh Kudusmu”. Kita percaya bahwa Roh Allahlah yang senantiasa menopang dan memberi kehidupan kepada kita. Bahkan Roh Allah yang sama mengurapi Koresh, raja kafir itu, untuk menjalankan fungsinya sebagai raja yang memberikan keadilan dan kebenaran kepada masyarakat. Roh Kudus juga dikatakan tidak pernah akan meninggalkan orang percaya untuk selama-lamanya di Perjanjian Baru. Dan dalam kasus “janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus daripadaku”, kita percaya bahwa ini adalah kehadiran Roh Kudus Allah di dalam bentuk perkenanan pelayanan Daud sebagai orang Kristen dan raja yang kudus di hadapan-Nya.
3. Bangkitkanlah kembali kegirangan karena keselamatan-Mu lengkapi dengan roh yang rela.
Keselamatan seharusnya membawa kita bergirang yang bersumber dari roh yang rela. Sama halnya dengan prinsip memberikan persembahan dengan sukacita dan kerelaan, demikianlah kehidupan keselamatan di dalam Kristus akan membawa kita kepada perasaan sukacita dan kerelaan di dalam petualangan perjalanan bersama dengan Tuhan.
Jadi, kita belajar memohon (1) hati ditahirkan, (2) batin diperbarui, dan (3) roh yang teguh. Selain itu, kita juga memohon (4) Tuhan tidak membuang, (5) Roh yang kudus, (6) kegirangan, dan (7) roh yang rela. Karena kita sadar betul bahwa tidak bisa kita menyucikan diri sendiri dengan kekuatan kita, tetapi hanya oleh kasih karunia Tuhan dan pertolongan Tuhan maka kita berada dalam proses penyucian. Di dalam butir (1)-(3) kita memohon pembaruan hati, (6)-(7) kita memohon kesiapan hati melaksanakan panggilan kehidupan Kristen. Sedangkan, (4)-(5) merupakan puncak dari doa pertobatan ini yang menyatakan kerinduan hati: memohon dan menginginkan Tuhan sendiri. Ikuti: Global Booked
Apakah respons kita terhadap dosa-dosa kita setiap hari baik besar maupun kecil, baik pikiran maupun perkataan dan perbuatan kita yang tidak berkenan di hati Allah? Kita dapat belajar menaikkan doa-doa pertobatan kita dengan memohon pembaruan hati, memohon kerinduan hati, dan memohon kesiapan hati yang merupakan ekspresi dari menginginkan Tuhan sendiri. Kiranya Tuhan yang telah memberikan dirinya 2.000 tahun lalu senantiasa menjadi peringatan bagi kita tiap-tiap hari. Amin.