Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kristus Mewahyukan Sang Bapa

Kristus Mewahyukan Sang Bapa

“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” Yohanes 1:18

Yesus Kristus ditetapkan Allah menjadi nabi besar dan pengajar gereja. Ia dapat mengungkapkan kepada dunia dengan otoritas tentang rahasia-rahasia yang tersimpan di dalam hati Allah. Ia membawa doktrin dari pangkuan Bapa-Nya dan telah memberikan Firman BapaNya kepada kita (Yoh. 17:8).

Ia telah mengatakan kepada kita apa yang Ia lihat dari Bapa-Nya secara pribadi (Yoh. 8:38). Siapakah yang dapat mengetahui rahasia Allah kecuali Ia yang sejak dari kekekalan ada di pangkuan Bapa? Kemuliaan dari keilahian-Nya jelas terbukti di dalam hati mereka yang taat kepada-Nya; bahkan para musuh-Nya juga terpaksa mengakui bahwa “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!” (Yoh. 7: 46).

Kristus mencerahkan dan mengajar manusia tentang kehendak Allah secara bervariasi, bertahap, sederhana, dengan kuasa, indah, murni dan lengkap. Di dalam diri manusia ada keacuhan dan kebutaan yang alami tentang Allah. Dunia berada di dalam kegelapan. Adalah benar bahwa manusia sebelum jatuh ke dalam dosa memiliki pengertian yang jelas tentang kehendak Allah, tetapi kemampuan itu telah pudar sekarang karena kerusakan naturnya (1 Kor. 2:14).

Manusia alami tidak saja memiliki kebutaan turunan sehingga ia tidak dapat membedakan halhal yang berasal dari Roh Kudus, tetapi juga permusuhan alami (Kej.3:15). Kecuali pikirannya dipulihkan dan dicerahkan oleh Yesus Kristus, semua kemampuan alami tidak mampu membedakan hal-hal yang berkaitan dengan Roh Kudus. Misteri supra natural ini tidak mungkin dipahami bahkan oleh akal dan intelek orang tercerdas yang tajam dan mendalam pengertiannya. Manusia benar-benar tak berdaya berkaitan dengan misteri Allah.

Pengajaran Kristus datang dengan kuasa dan semangat yg hangat tetapi juga kejelasan. Perkataan itu datang dalam sikap yang indah dan penuh afeksi, dan membakar hati kawanan domba-Nya (Yoh. 10:4-5). Tatkala kehendak Kristus dipahami dan diketahui, kita tidak lagi memiliki kebebasan memilih, sebaliknya kita harus tunduk diatur oleh kehendak-Nya, sekalipun jika tugas yang diperintahkan sangatlah sulit, atau dosa yang dilarang sangat kuat menggoda.

Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan tulisan John Flavel (1627-1691), Works, I:121-128